niela Hurnitha

Headline News :

Rabu, 21 Oktober 2015

MAKALAH ALAT UKUR MASSA Termometer & Kalorimeter

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari untuk mengetahui panas atau dinginnya suatu benda kita sering menggunakan indra peraba. Misalnya seorang anak demam maka ibunya hanya meraba keningnya dengan bahagian belakang telapak tangan. Indera peraba ini tidak mengukur derajat panas atau dinginnya suatu benda dengan tepat, karena indera peraba manusia hanya dapat menentukan panas atau dinginnya benda secara relative. Misalnya air mendidih rasanya panas, es terasa dingin, kadang kala indera peraba dapat merasakan hal yang berbeda dari keadaan yang sesungguhnya. Bila benda yang suhunya lebih tinggi disentuhkan dengan benda yang suhunya lebih rendah, maka ada energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Energi yang berpindah ini adalah energi kalor. Sehingga kalor dapat dikatakan sebagai bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah melalui persentuhan.

Suatu benda yang dapat berikan atau melepaskan kalor, apabila kalor diberikan pada suatu benda maka kita katakana bahwa benda itu menerima kalor dan sebaliknya bila kalor diambil dari suatu benda, maka dikatakan bahwa benda itu melepaskan atau kehilangan kalor. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Suhu atau temperature dalah derajat panas dinginnya suatu benda. Selain termometer kalorimeter juga berguna untuk mengukur keadaan kalor yang dilepaskan maupun diterima. Kita akan menyajikan kedua alat ukur tersebut ke dalam makalah ini.












BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  TERMOMETER


2.1.1  Definisi

Secara bahasa, istilah termometer berasal dari bahasa latin thermo  yang berarti rahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu pada suatu benda dengan tepat serta perpindahan suhu dan dinyatakan dengan angka. Termometer pertama kali ditemukan oleh Galileo dalam bab pemuaian gas. Termometer biasanya terdiri dari sebuah pipa kaca yang berisi zat cair (alcohol atau air raksa), dan bagian atas cairan adalah ruang hampa udara. Seiring dengan perubahan zaman dengan pola pemikiran manusia terdapat berbagai jenis termometer.

Skala thermometer yang telah lazim dipergunakan yaitu terbagi atas empat jenis skala dan memiliki perbedaan dalam pembagian skala yaitu:[1]

a.       Thermometer skala celcius
Skala celcius ditetapkan oleh Anders Celcius (1701-1744). Ia menetapkan skala titik bekunya 00C dan titik didih air 1000 C, sehingga skala celcius dibagi dalam 100 skala.

b.      Thermometer skala Reamur
Pada thermometer skala reamur ditetapkan skala titik bekunya 0 0R dan titik didihnya 80 0R, sehingga skala reamur dibagi dalam 80 skala.

c.       Thermometer skala Fahrenheit
Thermometer skla Fahrenheit ditetapkan oleh Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Pada thermometer ini ditetapkan skala titik bekunya 32 0F dan titik didihnya 212 0F, sehingga skala Fahrenheit dibagi dalam 180 skala.



d.      Thermometer skala Kelvin
Skala Kelvin ditetapkan oleh William Thomson yang lebih dikenal sebagai Lord Kelvin. Pada thermometer Kelvin ditetapkan skala titik bekunya 273 K atau nol mutlak sedangkan titik didihnya 373K.
Adapun jenis-jenis termometer sebagai berikut :
a.       Termometer raksa adalah termometer yang sering digunakan saat  ini terdiri dari tabung kaca, dimana terdapat air raksa pada bagian tengah tabung. Termometer ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia

b.      Termometer alkohol adalah termometer yang sering digunakan saat  ini terdiri dari tabung kaca, dimana ada jenis termometer yang pada bagian tengah tabungnya terdapat alkohol. Skala pada termometer klinis antara 35°C sampai dengan 42°C. Penampang kepalanya dibuat lebih kecil daripada macam termometer biasa.

c.       Termometer six-bellaini adalah termometer ini sering digunakan oleh pengamat cuaca untuk mengetahui suhu tertinggi dan suhu terendah dalam jangka waktu tertentu. Termometer Six-Bellaini memiliki 2 skala yakni skala minimum di pipa kiri dan skala maksimum pada pipa kanan. Sehingga suhu bisa dibaca sesuai dengan ketinggian kolom cairan raksa di masing-masing pipa.
]
d.      Termometer Termokopel adalah termometer ini terdiri atas dua kawat yang dibuat dari bahan logam yang berbeda jenisnya dan dihubungkan dengan sebuah amperemeter. Jangkauan suhu termometer ini mulai dari -100°C sampai dengan 1500°C, selain mempunyai jangkauan yang besar, termometer termokopel ini dapat juga mengukur suhu dengan cepat dan dapat dihubungkan dengan rangkaian lain atau komputer.

e.       Termometer optik (pyrometer) adalah termometer optik biasa disebut juga pyrometer yang biasanya digunakan mengukur suhu yang sangat tinggi (di atas 1000°C) seperti pada peleburan logam.


f.       Termometer bimetal adalah thermometer yang mengandung sebuah keping bimetal tipis berbentuk spiral. Prinsipnya, makin tinggi suhu, keping bimetal makin melengkung untuk menunjukkan suhu yang lebih tinggi.



2.1.2  Fungsi Termometer

Termometer adalah alat yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur suhu. Fungsi dari mengukur suhu ini  bermacam-macam. Salah satu fungsi  mengukur suhu bisa untuk bidang kedokteran, yaitu untuk mengetahui suhu tubuh manusia. Termometer juga dapat digunakan untuk mengetahui suhu kamar, untuk mengetahui berapa suhu oven untuk memasak dan sebagainya.

2.1.3  Cara Kerja
Adapun cara kerja termometer secara umum adalah :
  • a.       Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal;
  • b.      Perubahan suhu lingkungan disekitar termometer direspon air raksa dengan perubahan volume;
  • c.    Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut ketika suhu menurun; dan
  • d.      Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.



Adapun cara kerja termometer menurut jenisnya sebagai berikut :[2]

a.       Termometer raksa, ketika suhu meningkat, air raksa yang berada didalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom air raksa akan bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun panjang kolom air raksa akan berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom air raksa merupakan nilai suhu yang diukur. Raksa dapat dikembalikan ke tempat semula dengan cara menggoyang-goyangkan termometer selama beberapa kali.

b.      Termometer alkohol, ketika suhu meningkat, alkohol yang berada didalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol akan bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun panjang kolom alkohol akan berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol merupakan nilai suhu yang diukur.

c.       Termometer Six-Bellaini, ketika suhu udara turun alkohol di ruang A menyusut sehingga raksa di ruang B naik dan mendorong keping baja untuk menunjukkan angka minimum. Sebaliknya suhu udara naik alkohol di ruang A memuai dan mendesak raksa di ruang B turun dan raksa di ruang C naik untuk mendorong paku baja untuk menunjukkan angka maksimum. Kedua keping baja dapat turun karena ditahan oleh spiral. Untuk mengembalikan keeping baja pada posisi semula digunakan magnet tetap. Ciri-ciri termometer six-Bellani antara lain : merupakan termometer khusus karena hanya digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan terendah di suatu tempat, skala ukurnya antara -20oC sampai 50oC, menggunakan zat muai alcohol dan raks dan dilengkapi pula keeping baja sebagai penunjuk skala, dilengkapi magnet tetap untuk menarik keeping baja turun melekat pada raksa. 

d.      Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya.  Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.

e.       Termometer optik (pyrometer) dengan mengukur radiasi pada salah satu warna (panjang gelombang). Pirometer optic bekerja berdasarkan pengukuran radiasi pada suatu panjang gelombang tertentu. Piromrter bekerja dengan mengukur intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda yang sangat panas (misalnya, pada tingkat lebur baja). Pirometer dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (kira-kira 500°C sampai 3000°C). Cara menggunakannya dengan mengarahkan pirometer ke lubang tungku. Lalu, rheostat diputar sampai filamen lampu mulai menyala dan warna nyala filamen sama dengan warna tungku yang berisi logam yang sedang dilebur. Suhu tungku sesuai dengan suhu yang ditunjukkan oleh ammeter pada pirometer yang sudah dikalibrasikan ke dalam derajat celsius. 

f.       Termometer Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping logam karena kepingan ini dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah, sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok (melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam yang koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga.




2.2.   KALORIMETER
2.2.1  Definisi
Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia.

Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah ketika benda itu saling berhubungan. Benda yang menerima kalor, suhunya akan naik sedangkan benda yang melepas kalor, suhunya akan turun. Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.

 1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1oC air murni yang massanya 1 gram. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan 1 kg zat sebesar 1K atau 1oC.

Ketika bagian-bagian yang berbeda dari sistem yang terisolasi berada pada temperatur yang berbeda, kalor akan mengalir dari bagian dengan temperatur yang lebih tinggi kebagian dengan temperatur yang lebih rendah. Jika sistem terisolasi seluuhnya, tidak ada energi yang bisa mengalir kedalam atau ke luar. Jadi, sekali lagi, kekekalan energi memainkan peranan penting untuk kita: kehilangan kalor sebanyak satu bagian sistem sama dengan kalor yang di dapat oleh bagian yang lain:
Kekekalan energi
kalor yang hilang = kalor yang di dapat

Pertukaran energi merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk melakukan pengukuran semacam itu, digunakan kalorimeter. Kalorimeter air sederhana penting karena kalorimeter diisolasi dengan baik sehingga hanya sejumlah minimum kalor dipertukarkan dengan luarnya. Satu kegunaan yang penting dari kalorimeter adalah penentuan dari kalor jenis zat-zat.pada teknik yang dikenal sebagai “metode campuran”, satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur dengan akurat, dan dengan cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter. Kalor yang hilang pada sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur temperatur akhir campuran tersebut, kalor jenis dapat dihitung.[3]
Adapun jenis-jenis calorimeter sebagai berikut :
a.       Kalorimeter Alumunium, Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan di dalam bejana lain yang agak lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat, misalnya gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar pertukaran kalor dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi.  Cara Kerja Pada waktu zat dicampurkan di dalam kalorimeter, air di dalam kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas penggunaan kalorimeter adalah Asas Black.  Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanaskan sampai suhu tertentu. Dengan cepat zat itu dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air dengan suhu dan massanya sudah diketahui. Kalorimeter diaduk sampai suhunya tidak berubah lagi. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, kalor jenis zat yang dimasukkan dihitung.

b.      Kalorimeter Elektrik, pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.Pada percobaan ini kita tidak membuat energi kalor / panas melainkan kita hanya merubah energi listrik menjadi energi kalor / panas. Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat penghantar  yang dimasukan ke dalam air suling.  Pada waktu bergerak dalam kawat penghantar  (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor / panas
.
c.       Kalorimeter gas, kalorimeter dapat melakukan banyak hal, seperti mengukur : berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk terbakarnya suatu material (ignition time), berapa kalor yang dilepaskan dari suatu proses pembakaran, berapa jumlah asap yang dilepaskan dari hasil pembakaran suatu material, dan pengukuran-pengukuran tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan khususnya untuk material interior bangunan. Cara kerja alat ini adalah sebagai berikut: sampel material dimasukkan ke dalam Kalorimeter Api, kemudian dilakukan pemanasan menggunakan heater yang akan membuat sampel menerima beban kalor. Jika titik nyala sampel tersebut sudah terlampaui , maka sampel tersebut akan terbakar. Ketika sampel terbakar maka ia akan melepaskan energi ke atas, sehingga oksigen di sekitarnya akan tetarik dan konsentrasi oksigen di gas buang akan berkurang. Penurunan konsentrsi oksigen dalam gas buang diukur menggunakan gas analyzer.
d.      Kalorimeter bom digunakan untuk mengukur kalor yang dikeluarkan ketika sebuah zat terbakar. Pemakaian yang penting adalah membakar makanan untuk menentukan “kadar energi”, atau kalor pembakarannya. Sampel zat yang telah ditimbang dengan teliti, bersama dengan jumlah kelebihan oksigen pada tekanan tinggi, diletakkan pada bejana yang tersegel (“bom”). Bom tersebut diletakkan di air kalorimeter dan kawat halus yang disambungkan ke bom dipanaskan  sebentar, yang menyebabkan campuran tersebut terpicu.



2.2.2  Fungsi Kalorimeter

Kalorimeter digunakan untuk menentukan kalori (energi makanan) dalam makanan. Fungsi kalorimeter tergantung pada kekekalan energi dalam sebuah sistem terisolasi tertutup. Dan untuk mengetahui besar energi yang dibebaskan pada suatu sistem menentukan perubahan kalor.

Kalorimeter tidak hanya digunakan untuk mengukur kalor jenis bahan logam, melainkan dapat juga digunakan untuk keperluan lain yang berkaitan dengan kalor (jumlah kalor). Beberapa kegunaan kalorimeter yang lain adalah untuk menunjukkan asas Black, mengukur kesetaraan kalor listrik, mengukur kalor lebur es, mengukur kalor uap, dan mengukur kalor jenis cairan.



2.2.3  Cara Kerja

Prinsip kerja kalorimeter adalah sebagai berikut: Kalorimeter terdiri atas bejana logam yang jenisnya telah diketahui, dinding penyekat dari isolator yang berfungsi untuk mencegah terjadinya perambatan kalor ke lingkungan sekitar, termometer, dan pengaduk. Bejana logam berisi air yang suhu awalnya dapat diketahui dari termometer. Jika sebuah bahan yang belum diketahui kalor jenisnya dipanaskan, kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan cepat, kalor jenis itu dapat dihitung.[4]

Untuk mempercepat terciptanya keseimbangan termal, bersamaan dengan dimasukkannya bahan ke dalam kalorimeter, air dalam bejana diaduk. Keseimbangan termal terjadi jika suhu yang ditunjukkan oleh termometer sudah konstan. Pada saat terjadi keseimbangan termal itulah kalor jenis bahan dapat dihitung berdasarkan asas black.







BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
a.       Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu pada suatu benda dengan tepat serta perpindahan suhu dan dinyatakan dengan angka.
b.      Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia.
c.       Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.



[1] Muhammad Toha,dkk,  FISIKA, Banda Aceh: Dinas Pendidikan NAD, 2014, hlm.2-5
[2] Paul A. Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta: Erlangga, 1998, hlm.562

[3] Douglas C.Giancoli, Fisika Jilid I, Jakarta: Erlangga, 2001, hlm.

Print atau anda jadikan file PDF


widgeo.net

My Inspiration of Niela

 
Share