niela Hurnitha

Headline News :

Kamis, 31 Januari 2013

Intonasi pada Puisi


Intonasi pada Puisi

 

 

    Dalam karya sastra aspek irama ( ukuran waktu atau tempo ) juga penting dalam persoalan yang lebih penting adalah menerangkan sifat-sifat irama baik dalam puisi atau prosa. Dalam puisi irama merupakan factor penting. Sedangkan dalam prosa, irama dipahami seperti irama dalam percakapan sehari-hari.

 

Intonasi
Intonasi atau lagu kalimat berkaitan dengan ketepatan dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi dan artikulasi sangat berkaitan dengan irama. Irama merupakan unsur sangat penting dan jiwa dari sebuah puisi. Irama adalah totalitas dari tinggi rendah, keras lembut, dan panjang pendek suara. Irama puisi tercipta dengan melakukan intonasi.

Ada 3 jenis intonasi dalam pembacaan puisi:

 Intonasi dinamik, yaitu tekanan pada kata-kata yang dianggap penting.

 Intonasi nada, yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan lain sebagainya. Sementara, suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa, dan lain sebagainya.

 Intonasi tempo, yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata. 

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi :


Ketepatan ekspresi / mimik.
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi.
Mimik adalah gerak air muka.

kinesik yaitu gerak anggota tubuh.

Kejelasan artikulasi.
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.

Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.

Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.

Intonasi atau lagu suara. 
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :

Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara.
Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

 

Print atau anda jadikan file PDF

Senin, 21 Januari 2013

Struktur Batin Puisi

Struktur Batin Puisi

 

Struktur Batin Puisi

  • Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
  • Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
  • Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
  • Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca 

      sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Puisi#Struktur_Fisik_Puisi
Print atau anda jadikan file PDF

Minggu, 13 Januari 2013

Tentang Majas


Tentang Majas

merenung4 


Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

MACAM-MACAM MAJAS

A. Macam-macam Majas Penegasan

Majas Klimaks : Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.

  1. Majas Antiklimaks: Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun. Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namany

  2. Majas Koreksio: Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya. Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.

  3. Majas Asindeton : Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.

  4. Majas  Interupsi  adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.

  5. Majas Eksklmasio : Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.

  6. Majas Enumerasio : Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.

  7. Majas Silepsis dan Zeugma : Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.

  8. Majas Apofasis atau Preterisio : Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara

  9. Majas Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik tangga ke atas.

  10. Majas Aliterasi:  Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh : Keras-keras kena air lembut juga

  11. Majas Paralelisme: Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris  atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang

  12. Majas Tautologi: Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului. Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan

  13. Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah

  14. Majas Anastrof atau Inversi : Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.

  15. Majas Retoris : Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?

  16. Majas Elipsis: Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )

  17. Majas Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.

  18. Majas Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.

  19. Majas Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.

  20. Majas Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.

  21. Majas Sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.

  22. Majas Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.

B. Macam -macam Majas Perbandingan

Majas Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku atau Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )

Majas Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.ah mencapai langit. Contoh: Kita berjuang sampai titik darah penghabisan

Majas Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia. Atau yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup. Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting

Majas Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”.  Membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya. contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

Majas Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

Majas Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.

Majas Sinestesia: yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.

Majas Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

Majas Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian. contoh:Indonesia bertanding volly melawan Thailand.

Majas Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus. contoh:Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?

Majas Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.

Majas Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata. contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.

Majas Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.

Majas Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.

Majas Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. contoh:Kita bermain ke rumah Ina.

Majas Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.

Majas Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

Majas  Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya

Majas Antonomasia: Adalah yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.

Majas Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.

Majas Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh:Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah (Motor merk Jupiter)

Majas Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.

Majas Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.

Majas Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek. contoh:Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.

C. Macam-macam Majas Pertentangan

Majas Oksimoron : adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. Contoh : Keramah-tamahan yang bengis

Majas Antitesis : Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya. Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.

Majas Anakronisme : Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu. Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)

Majas Paradoks : Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda. Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.

Majas Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai

Majas Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.

D. Macam-macam Majas Sindiran

  1. Majas Sinisme : Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi). Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?

  2. Majas Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!

  3. Majas Innuendo: Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya

  4. Majas Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut. Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.

  5. Majas Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.  Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan. Contoh: Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga




Print atau anda jadikan file PDF

Minggu, 06 Januari 2013

Tumpahan Jus, Kopi dan Teh, yang Jadi Lukisan Cantik


Tumpahan Jus, Kopi dan Teh, yang Jadi Lukisan Cantik



Kopi kerap menjadi tinta untuk melukis. Warnanya yang hitam memberikan kesan eksotis pada kanvas. Sebelumnya lukisan karya Josephine Ryan yang menggunakan kopi untuk tinta lukisannya. Lain halnya dengan lukisan yang memakai 3 jenis tumpahan minuman ini.

Kopi, teh dan jus buah punya warna yang berbeda. Ternyata keragaman warna minuman ini dimanfaatkan oleh Angela Mercedes Donna Otto seorang illustrator and graphic designer asal Jerman. Ia membuat sebuah lukisan dari tumpahan kopi, teh dan jus buah menjadi sebuah goresan unik seperti berikut ini.
 1. Kancil

Dalam lukisan ini terlihat jelas gambar dua ekor kancil yang hendak makan jamur. Lukisan berwarna cokelat ini menggunakan air kopi, teh dan jus bluebery,





2. Kepala kambing

Lukisan kepala kambing yang satu ini lebih identik dengan warna merah. Warnanya berasal dari tumpahan jus trawberry atau jus bit.






3. Monyet dan kelinci

Tumpahan kopi, teh dan jus berpadu cantik. Donna Otto menghubungk tumpahan-tumpahan ini menjadi lukisan seekor monyet dan kelinci.





4. Burung

Kalau yang satu ini lebih menegaskan warna cokelat yang berasal dari teh dan ungu yang berasal dari jus anggur, Seekor burung, kelinci dan kancil terlihat sedang berkumpul.






5. Tiga Ekor Kancil


Dalam lukisan ini terlihat dua ekor kancil sedang mengelilingi seekor kancil dewasa. Percikan jus berwarna merah dipertegas dengan sedikit guratan tumpahan air eh atau kopi.
 
Print atau anda jadikan file PDF

Kamis, 03 Januari 2013

Iklan kreatif


Iklan kreatif 


Di dunia ternyata buanyak iklan kreatif. Lihat gambar berikut.

Iklan Duracell, mirip gardu listrik, ya?

Iklan yang menunjukkan "anatomi" mesin pompa bensin, plus ada orang di dalamya>...

Iklan di laundry

Di dalam mesin ATM

Di mesin penjual kopi

Di mesin penjual rokok

Iklan restoran yang berbentuk mulut yang siap"menyantap" mobil yang lewat

Iklan ini kayak rak buku, mbaak!

Iklan Pepsi terbalik, ya ampunn!

Iklan Kreatif Dieskalator2

Iklan Kreatif Dieskalator3Iklan Kreatif Dieskalator4Iklan Kreatif Dieskalator5Iklan Kreatif Dieskalator6Iklan Kreatif Dieskalator7Iklan Kreatif Dieskalator8Iklan Kreatif Dieskalator9Iklan Kreatif Dieskalator10Iklan Kreatif Dieskalator11

Sederetan iklan kreatif di eskalator- ada yang kayak rambut, “bergerak”, sampai iklan kayak eskalator rusak!!

Iklan WWF untuk menghemat tisu di kotak tisu berwujud peta Amerika Selatan

Iklan Honda

Iklan A mild, kebalik!!!

Iklan Telkomsel memakai orang sebagai model

 

Print atau anda jadikan file PDF


widgeo.net

My Inspiration of Niela

 
Share